Rabu, 06 Maret 2013

PACARAN DAN KORUPSI SAMA2 KRIMINAL !!!


Mungkin dari sebagian besar pembaca menganggap ini hanya isapan jempol 'gajah' belaka karena apa yang di bahas Achmad Rohany sama sekali 'ga fair' dan 'ga mutu', namun apa yang di tulis di dalam artikel ini mungkin sedikit akan menambah pengetahuan kita untuk mulai berpikir kembali guna menjalani hubungan 'prostisius' yang akrab di kenal dengan PACARAN tersebut dengan Logika yang Sehat. So, WTF (Will Think Future)??? Check it slow... haha


Hmmm.. Gimana yah Rasanya Pacran ITu ???

"Jatuh Cinta, Berjuta Indahnya...
Biar hitam biar putih manislah nampaknya...
Dia jauh aku cemas tapi hati rindu...
Dia dekat aku senang tapi salah tingkah...
Dia aktif aku pura-pura jual mahal...
Dia diam aku cari perhatian oh repotnya..."

Dari kutipan lagu di atas yang Populer pas zaman Bu Mega Wati, Pak SBY, Pak JK baru mengenal apa itu jatuh cinta dahulu kala, kita bisa melihat beberapa representasi dari bentuk perasaan apa saja yang dapat di rasakan saat pra dan pasca PACARAN. Bait ke dua misalnya, bisa sama sama kita lihat bahwa PACARAN itu dapat menyebabkan 'buta warna' pada individu sehingga mengakibatkan krisis kepercayaan terhadap warna .(what the hell)? Kemudian Bait ke dua hingga ke tiga, nah disini kita di ajarin buat menjadi sesosok pribadi yang 'lebay', pesimistis plus munafik. (nah lo kenapa emang..)? Come on, pertama loe bukan orang tuanya bukan saudaranya apalagi suami atau istrinya, ngapain loe cemasin dia? Udah gitu, loe pesimis man jadi orang karena loe ga PD pas ketemu dia jadi langsung salah tingkah. Dan bayangin loe itu munafik karena sok jual mahal di depan dia, padahal semua orang tau kucing itu bakal histeris kalo liat ikan asin, #Istighfar 3x sambil ngelus dada. Trus yang paling Gila adalah pas kata terakhir. Ya! PACARAN memang akan mendatangkan ribuan bahkan lebih masalah yang akan kita rasakan sehingga membuat kita RRRRRrrrrreeeeeeppppooootttt, (of course).
Banyak dari kita pasti sudah merasakan ke'Dahsyatan' dari hal tersebut, dan memang ada yang sukses hingga menikah, namun ada juga yang kandas bagai kapal yang menabrak mercusuar. well, gua ga ada maksud buat melonggarkan hubukan 'kalian' dan juga aga ada maksud buat 'nyari ribut', but look man? Langit tuh ga bakal bocor bagai genteng rumah loe kalau loe jauhin yang namanya PACARAN. Sekarang gini ya sob, sebagai sobat pendengar yang baik, terus terang gua muak liat curhatan loe yang bisa bikin bayi primata 'ngedrop' gara gara ill feel ma cerita yang tiap harinya sama, pasalnya isi dari curhatan loe itu kuno dan ga keren guys. Coba bayangin, tadi pagi hingga siang loe jalan bareng trus ketawa ketiwi bareng dia, ehh sorenya loe berantem, lah malamnya lebih parah, loe nangis karena sakit hati dan ngancem pengen gantung diri di bawah pohon toge (emang toge ada pohonnya)? trus besok pagi loe jalan bareng lagi. Arrrrrrggghhhh,, padahal tadi malam loe tuh uda PeDe 1501% bilang ke gua dengan wajah serius ala ala Einstein lagi presentasi Kacang kulit garuda kalo loe uda mantap buat lupain dia, kok perubahan signifikan yang malah gua lihat dalam durasi yang se singkat itu? Memang sih cinta itu buta, tapi kok cinta bisa membedakan mana honda Jazz dan mana honda beat ya? What ever lahh, everyhings about Love... Okey, trus apa hubungannya dengan kriminal sama korupsi? Mari kita lanjutkan ke pembahasan yang lebih dalam.

Kok Pacaran bisa di Samain sama Korupsi sihh ... ???

Jadi gini Bro n Sis, PACARAN dan Korupsi jika di tinjau dari etimologi serta terminologi bahasa, memang jauh berbeda, namun isinya sama Boss! Baik itu PACARAN dan Korupsi, adalah sama sama mencuri yang bukan hak miliknya pribadi, (Nah lo ga nyambung). Hehe, gini gini... menurut gue PACARAN itu adalah : pencurian hak milik secara paksa terhadap individu dari pendampingnya yang sah, dan berstatus 'Illegal'* ! (Waduh, Kok gitu)? Iya lah... masa iya kana'budu wa iya kanasta'in? :p. Dari definisi di atas, mari kita kaji satu per satu dari kata kata 'klaim negatif' gue di atas. Kalimat yang pertama gays, "pencurian hak milik secara paksa", mungkin udah sedikit banyak ngasih gambaran lah ya tentang persamaan PACARAN dengan Korupsi bedanya hanya di materi yang di curi lah kira kira begitu. "secara paksa", maksudnya yang memaksanya adalah hasrat hati atau nurani atau yang lebih halus jika di sebut nafsu. Lanjut, "dari pendamping yang sah", maksud gue disini adalah Orang tua, wali ataupun calon pendampingnya yang di akui oleh konstitusi dan sudah layak untuknya. And, terakhir adalah statusnya yang illegal! Kali ini gua mesti bilang WoW begini, helloooww seperti yang sudah gua bilang sebelumnya, mana ada PACARAN yang legal sesuai UUD atau Agama? Loe itu cuman muasin hasrat doank, kalau loe memang cinta, kenapa nolak pas di ajak nikah? So, Loe ga malu donk menebang kayu di hutan tanpa izin sama pemiliknya, kalau kayak gitu mungkin kadar rasa malu loe sudah terkuras habis kali. :D
Nih gua kasih tau yah, di zaman sekarang mana ada muda mudi yang berani ngaku nerima pasangannya hanya karena tampang dan materinya? Jawaban dari semuanya pasti sama yaitu "Aku nerima kamu apa adanya kok.." Ya elaah, kalo cuman janji janji anggota dewan kayak gitu sihh, anak gaul ala 60 an juga uda ga mempan kalee, kalo emang jentel bilang kayak gitu pas udah duduk bareng di pelaminan donk, paling pas hari ini bilang gitu... bentar lagi ngambek gara gara ga di beliin kue ultah :'(. Trus esensi loe pacaran sama visi dan misi menjalin hubungan di luar nikah loe itu apa? Biar bisa rasain berbagai macam tipe dan karakter sebelum di stempel gitu? "Buat anak kok di coba coba". Dizaman globalisai yang serba kompetitif ini, kita di tuntut Kapitalisme untuk hidup yang konsumtif dan serba individualis termasuk urusan ego dalam berpacaran. Ga heran sekarang banyak berita di TV korban aborsi, si ayah dan ibu (ada yang masih di bawah umur) yang 'belum menikah' tega membunuh janin hasil perbuatan tanpa tanggung jawab mereka. Ada juga karena ga mau bertanggung jawab, pasangannya malah di bunuh juga. Hadeeeehhh. Bagi para cewek, ini hanya sekedar peringatan halus dan semoga dapat menjadi acuan dalam perencanaan untuk berpasangan dengan tidak ceroboh, cowok itu bajingan (tapi ga semua yee) dan kalian itu korban. Ga hanya cewek yang jadi korban, dari sifat yang gue sebut di atas sebagai perilaku konsumtif, banyak cewek yang matre di banding cowok man. Jangan kaget kalau duit di dompet tinggal receh semua pas loe balik dari kencan loe, trus loe gantung diri atau minum racun gara gara tagihan kartu kredit numpuk, cicilan belum selesai dan utang dimana mana. So, ga ada pikiran loe ya ngabisin duit sama pasangan yang illegal terus mending kalo itu duit sendiri, nah kalo itu duit dari orang tua? Udah jatuh, ketimpa tangga, trus jatuhnya pas lagi boker lagi di kamar mandi malem malem dan lampunya koslet (ga kebayang deh). Intinya adalah bagaimana kita bisa menjaga diri dari hal hal tersebut di atas dengan cara mempersiapkan diri secara lahir bathin, moril serta materil untuk merangkai suatu hubungan yang berkualitas serta tentunya sah secara Agama dan Negara atas dasar cinta bukan atas dasar nafsu.

Pacaran adalah zina dalam bentuk yang minimalis

"Kue yang di tata rapih, dibungkus, kemudian di masukan ke etalase toko lebih berkualitas di banding kue yang di jajakan di atas daun daunan tanpa penutup sehingga banyak lalat yang menghinggap dan berada di pinggir jalan, meski keduanya adalah barang dagangan".
Gua ga munafik kalo gua juga pernah pacaran. Dan gua juga ga munafik kalo motif gua adalah pengen tau dan pengen belajar berbagai farian tipe serta karakter cewek. Tapi gua kemudian sadar sekaligus sedih, cewek itu adalah mahluk yang sangat berharga yang patut di jaga dan di hormati, karena dari merekalah kita dan jutaan ummat di dunia ini di lahirkan. Tapi kenapa kehadiran mereka itu cuma buat kita (cowok playboy) mainin? gimana rasanya jikalau cewek tersebut adalah adik atau saudara, kerabat dan keluarga kita jika di perlakukan demikian oleh orang lain? Bayangkan jika Hape BeBe kita di mainin terus di jatuhin hingga rusak oleh adik adik kita, pastinya selaku manusia normal yang memiliki emosionalitas kita akan bertindak spontan dan reaksioner sesuai kadar emosi kita. Nah, kemudian bayang jika yang terjadi pada benda mati tersebut, terjadi pula pada benda hidup yakni manusia perempuan. Maka jika di katakan berharga, kita wajib menjaga jug menghormati keberadaan mereka sehingga tidak ada yang namanya "Penindasan terhadap kaum yang lemah". Bukan berarti gua menganggap perempuan itu lemah, tapi sudah pada kodratnya laki laki itu adalah pelindung bagi perempuan. Ibrat Analogi dari kueh di atas, Laki laki dan perempuan yang terhormat menjaga dirinya jauh lebih berharga dari mereka yang tidak pandai menjaga diri sehingga 'kebablasan'. Dari situ gua berpikir bahwa mungkin itu sebabnya dalam agama gue (Alhamdulillah gue Muslim) untuk tidak bersentuhan dengan lawan jenis, karena kontak fisik dapat menimpulkan rangsangan, jika di artikan dalam bahasa Arab yakni 'Syahwat' dan dapat menjadi stimulus bagi perzinahan. Ingat! zinah bukan hanya melakukan hubungan suami istri bagi yang belum menikah, tetapi juga ada kategori semisal zinah mata ketika melihat, zinah telinga ketika mendengar, zinah mulut ketika berbicara, bahkan zinah akal ketika berfikir. Agama telah memerintahkan kita untuk tidak boleh sekali kali mendekati zinah (mendekat aja ga boleh apa lagi melakukannya)? Namun banyak hal tidak terduga yang bisa membawa kita untuk terjerumus ke lubang yang penuh dengan siksaan dunia maupun akhirat itu dewasa ini, apa lagi kita hidup di zaman yang serba bebas dan 'liar' seperti sekarang, meskipun berawal dari PACARAN itu sendiri. So, Waspadalah... Waspadalah!!! #Bang Napi

Kenapa Bisa PACARAN dan Korupsi di Samakan perilaku Kriminal ?

"Perasaan adalah kutukan bagi manusia yang membuat mereka berpikir dengan hati"... (Anonimous)

Ada yang bilang kalau gue itu cuma nyari nyari sensasi trus buat artikel yang 'ga mutu' bin 'ga penting' dengan membuat perbandingan yang keliru. Bagi gue, just enjoy it itu hak loe dan ini Negara Demokrasi dimana setiap orang bebas mengemukakan ekspresi maupun aspirasi ke publik mas bro dan mba bro. Selain gue belajar nulis, ga ada salahnya khan kalo berbagi secuil dari pengetahuan yang gue dapat untuk kalian semua. Sekarang pertanyaanya adalah kenapa gue membuat perbandingan antara PACARAN dan Korupsi yang ga jelas asal usul historis biografinya, udah gitu bilangnya Kriminal lagi? Woles ma men, ga usah naik darah atau langsung salting gitu pas udah baca (jahh.. keGeEran gue), di sini gua cuma pengen berbagi pengalaman dari dari beberapa sumber yang gua wawancarai melalui curhat colongan sepanjang malam, hingga buku buku panduan yang mengarahkan kita ke 'penyesatan opini' terhadap Budaya Sekuler ini bahwa, memang sejatinya banyak hal negatif yang di rasakan ketimbang positif selama menjalani hubungan 'illegal' tersebut, meskipun ada juga yang sampai pada pernikahan dan hidup menderita.. eh salah bahagia maksudnya ;). Di sini gue mengambil posisi hanya sebagai pengamat dan bukan sebagai Politisi serta aktifis yang sangat cerdik mempresentasikan fakta dan data atas suatu kasus. yang ingin gua garis bawahi disini adalah Dampak teknis yang di rasakan oleh para tersangka baik Koruptor maupun Pacartor atau apalah istilahnya itu bahwa, selain hidup dalam kenikmatan yang semu keduanya sama sama bersifat merugikan banyak pihak karena sifatnya yang illegal serta melibatkan faktor finansial di dalamnya (itu yang paling fundamental). Sama sama Kriminal karena keberadaanya nya dilarang Agama, tidak di akui secara resmi oleh Negara, dan kadang merugikan banyak pihak di sebabkan Budget yang begitu Besar dari anggaran yang di butuhkan, bisa hilang hanya sekejap mata.

Konklusinya dari saya Pribadi. . .

" Indahnya Cinta hanya sementara...
Bahagia di dunia bukanlah segalanya...
Nafsu dan Emosi hanya membawa derita...
Kembalikan saja semua pada sang Pencipta " (Achmad Rohany)

Sungguh indah nya jika di dunia ini manusia bisa hidup tanpa ada emosi dan nafsu yang menjadi kekurangannya. Memang benar manusia bukanlah mahluk yang sempurna, namun dengan adanya kelebihan dan kekurangannya lah yang membuat manusia terlihat sempurna. Manusia memang kerap jauh dari apa yang di ucapkannya, sehingga lalai untuk menularkan kebaikan secara menyeluruh kepada sesamanya. Hal tersebut juga dapat kita lihat di sekeliling kita, banyak para jomblowers yang kini sudah tidak memakai status itu lagi dan melupakan komitmen awalnya untuk tidak fokus pada PACARAN. Punya pacar memang menjadi kebanggaan tersendiri bagi sebagian orang, tapi di sisi lain ada juga orang yang terlalu teliti dalam menilai suatu hubungan sehingga langsung menjastifikasi PACARAN sebagai tindakan KRIMINAL termasuk saya. ^_^.
Coba kita dengar sekilas lagu "Jomblo" Hak ciptanya Saykoji yang kira kira ada sepenggal kalimat yang bunyinya "Pantesan Loe Jomblo Sepanjang Abad, Berpikir dewasa aja masih super lambat... dan bla bla bla". Hal tersebut meyakinkan bahwa bagi para jomblowers yang belum memiliki pasangan (di luar nikah) di anggap masih memiliki pemikiran yang kekanak kanakan sehingga cenderung dangkal serta tidak dewasa. Padahal jikalau kita merenung, berpikir dengan teliti serta memahami dengan sebaik mungkin bagaimana mekanisme berpacaran dari aspek bibit, bebet, bobotnya hingga laba ruginya, maka sangat di sayangkan pabila kita terus terusan membuang banyak waktu, tenaga serta biaya hanya untuk sebuah status yang tidak berarti apa apa karena desakkan keadaan juga situasi serta kondisi... Hiii kira kira kyk gitu dehh gambarannya
Untuk itu, besar harapan gue kepada rekan rekan yang masih jomblo maupun yang sedang PACARAN akan sebuah pesan kuno yang keluar dari mulut wanita tua di rumah yang mengaku pernah melahirkan kita bahwa " Jodoh itu ada di tangan Tuhan Yang Maha Esa". Olehnya itu kita hanya perlu berdo'a seikhlas ikhlasnya dan berjuang sekeras kerasnya mempersiapkan kebutuhan demi membangun sebuah hubungan yang sakral lagi bermartabat. Jika mengaku jentel dan dewasa, harus siap untuk bertanggung jawab, kendati Tuhanlah yang nanti menentukan. 
Dan konklusi dari saya sangatlah simpel dan Klasik...
"NIKAH dulu, baru PACARAN..." Sekian dan Terima kasih bagi yang mau membaca, memahami dan mempraktekannya, Wassalam.

*Achmad Rohany
Penulis yang ga peduli tulisannya bagus atau tidak, yang penting bermanfaat ^_^v
(Utan Kayu, 8 Maret '13 @10:00 am)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar