MAYAT...
Kau kaku,
Kau sembilu,
Menyebar bersama haru dan pilu,
Ke setiap jiwa yang hidup,
yang berharap pada ketiadaan,
Dan ke setiap jiwa yang mati,
yang bersandar dari tiap tiap keputusan...
Kau kaku,
Kau sembilu,
Menyebar bersama haru dan pilu,
Ke setiap jiwa yang hidup,
yang berharap pada ketiadaan,
Dan ke setiap jiwa yang mati,
yang bersandar dari tiap tiap keputusan...
TANAH...
Kau pudar,
Kau melingkar,
Menyela menyusup dalam sum sum
Hingga sejatinya melebur,
Menjelma dari yang melahirkan,
Kemudian tumbuh lalu mematikan...
KUBUR...
Kau sunyi,
Kau sepi,
Layaknya rumah tak berpenghuni,
Membuat tiap tujuan menjadi ketakutan,
dan membuat takut menjadi sebuah penghargaan...
Kau sunyi,
Kau sepi,
Layaknya rumah tak berpenghuni,
Membuat tiap tujuan menjadi ketakutan,
dan membuat takut menjadi sebuah penghargaan...
ZIARAH...
Kau sama,
Kau berbunga,
Menyibak wangi luka di alam gelak nan tawa,
Mengalun nada cinta yang mulai retak,
terhujam penantian,
Adalah jawaban dari setiap doa dan puji pujian,
Dan penghubung jalan kala beranjak
dari keputus asaan...
Kau sama,
Kau berbunga,
Menyibak wangi luka di alam gelak nan tawa,
Mengalun nada cinta yang mulai retak,
terhujam penantian,
Adalah jawaban dari setiap doa dan puji pujian,
Dan penghubung jalan kala beranjak
dari keputus asaan...
Aku MAYAT..
Kau TANAH...
Kami terKUBUR dalam kebersamaan yang tak nyata,
Maka ZIARAHIlah mereka untuk mendoakan,
atau justru menyesali semuanya,
saat kematian bermula dari kelahiran,
saat sakit yang telah berlalu, namun luka tak mau menghilang
Kau TANAH...
Kami terKUBUR dalam kebersamaan yang tak nyata,
Maka ZIARAHIlah mereka untuk mendoakan,
atau justru menyesali semuanya,
saat kematian bermula dari kelahiran,
saat sakit yang telah berlalu, namun luka tak mau menghilang
12 Desember 2014 #KerikilDalamSepatu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar