Selasa, 12 Januari 2016

Sabar dan Ikhlas

Adalah dua padanan kata yang sederhana dalam lisan namun rumit dalam perbuatan. Sabar dan Ikhlas sering berkumandang dari satu mulut ke mulut lainnya dengan tujuan merekonstruksi diri, akan tetapi setelah di implementasikan terkadang ia bisa juga menjadi 'boomerang'.
Ke-Sabar-an, merupakan sarana pertahanan diri paling ampuh ketika jiwa di serang nafsu, egois, ambisi dll di dalam suatu proses dari siklus kehidupan. Dalam term yang biasa kita dengar bahwa "orang sabar di sayang Tuhan" adalah dogma bagi penggiat agama sehingga membuat mereka hidup bersama sugesti yang membentuknya menjadi pribadi yang sederhana. Di dalam kesabaran, bukan berarti jiwa terlepas dari distorsi pendapat.
Sering kali seseorang menjalani kesabaran dengan penuh perdebatan di dalam dirinya sendiri hingga ia mampu memutuskan untuk tetap sabar atau tidak. Paga ghalibnya kesabaran tidak hanya bisa pelajari saja, namun ia harus terus di asah sebagai tameng pertahanan. Dengan tujuan mendapat hikmah dari segala sesuatu peristiwa yang pernah terjadi, kesabaran mampu melatih berpikir positif.
Ke-Ikhlasan, Jika kesabaran terdapat di dalam proses maka Ikhlas ada pada hasil akhirnya. Bersabar belum mampu menjawab hasil akhir nanti apakah akan terpuaskan atau tidak. Adapun term Iklas biasanya di indentikkan dengan Pasrah. Tentu sangat berbeda dalam prisipnya. Karena pasrah ada saat seseorang menyerah pada keadaan tanpa berbuat apa apa, sedangkan Iklas ada saat seseorang menyerahkan masalahnya kepada Allah dengan di sertai perjuangan sebelumnya. Seseorang yang Ikhlas bukan berarti ingin mengakhiri semuanya sesuai ending, melainkan mempersiapkan rencana lain sebagai usaha yang kontinyu. Dengan demikian, Keikhlasan bisa di jadikan senjata ampuh bila terus di asah untuk melawan pesimisme. Dengan tujuan mengharapkan ke Ridha an Allah SWT pada hasil terbaik nantinya menjadikan keikhlasan mampu membentuk jiwa yang optimis.
Kesabaran dan Keikhlasan akan terasa sulit di awal. Namun jika keduanya di landasi rasa Syukur atas segala nikmat baik dan buruk oleh-Nya maka seseorang akan dengan mudah menghadapi masalahnya sesulit apapun. Ambil sebuah contoh penumpang yang dengan sabar menunggu berjam jam datangnya kereta. Setelah berdesakan menaiki kereta, ia duduk di sebuah kursi kosong terakhir lalu dengan kesabaran lagi ia bergerak ke tujuan. Sebelum sampai ke tujuan, ada seorang perempuan tua yang belum mendapati kursi duduk di karenakan sudah penuh semua. Sang penumpang pun dengan ikhlas penuh rasa kasihan yang 'manusiawi' memberikan tempat duduknya kepada perempuan tua tersebut, meski apa yang di jalaninya sejak tadi penuh dengan perjuangan. Apabila kesabaran juga keikhlasan yang di lakukan sang penumpang itu tidak dilandasi rasa syukur karena sudah berhasil menaiki kereta lalu sejenak duduk di dalamnya, maka akan muncul sifat dengki, riya' ataupun menyesal.
Nah, Kesimpulan sementaranya adalah orang yang bijak selalu Bersabar pada pemberian dan Ikhlas dalam melepasnya. Pelajari kembali filosofi tanah yang sabar saat di injak2 namun tetap Iklas memelihara tumbuhan sebagai pakan bagi yang menginjaknya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar