Adalah dua padanan kata
yang sederhana dalam lisan namun rumit dalam perbuatan. Sabar dan Ikhlas sering
berkumandang dari satu mulut ke mulut lainnya dengan tujuan merekonstruksi
diri, akan tetapi setelah di implementasikan terkadang ia bisa juga menjadi
'boomerang'.
Ke-Sabar-an, merupakan
sarana pertahanan diri paling ampuh ketika jiwa di serang nafsu, egois, ambisi
dll di dalam suatu proses dari siklus kehidupan. Dalam term yang biasa kita
dengar bahwa "orang sabar di sayang Tuhan" adalah dogma bagi penggiat
agama sehingga membuat mereka hidup bersama sugesti yang membentuknya menjadi
pribadi yang sederhana. Di dalam kesabaran, bukan berarti jiwa terlepas dari
distorsi pendapat.
Sering kali seseorang menjalani kesabaran dengan penuh
perdebatan di dalam dirinya sendiri hingga ia mampu memutuskan untuk tetap
sabar atau tidak. Paga ghalibnya kesabaran tidak hanya bisa pelajari saja,
namun ia harus terus di asah sebagai tameng pertahanan. Dengan tujuan mendapat hikmah
dari segala sesuatu peristiwa yang pernah terjadi, kesabaran mampu melatih
berpikir positif.
Ke-Ikhlasan, Jika kesabaran
terdapat di dalam proses maka Ikhlas ada pada hasil akhirnya. Bersabar belum
mampu menjawab hasil akhir nanti apakah akan terpuaskan atau tidak. Adapun term
Iklas biasanya di indentikkan dengan Pasrah. Tentu sangat berbeda dalam
prisipnya. Karena pasrah ada saat seseorang menyerah pada keadaan tanpa berbuat
apa apa, sedangkan Iklas ada saat seseorang menyerahkan masalahnya kepada Allah
dengan di sertai perjuangan sebelumnya. Seseorang yang Ikhlas bukan berarti
ingin mengakhiri semuanya sesuai ending, melainkan mempersiapkan rencana lain
sebagai usaha yang kontinyu. Dengan demikian, Keikhlasan bisa di jadikan
senjata ampuh bila terus di asah untuk melawan pesimisme. Dengan tujuan
mengharapkan ke Ridha an Allah SWT pada hasil terbaik nantinya menjadikan
keikhlasan mampu membentuk jiwa yang optimis.
Kesabaran dan Keikhlasan
akan terasa sulit di awal. Namun jika keduanya di landasi rasa Syukur atas
segala nikmat baik dan buruk oleh-Nya maka seseorang akan dengan mudah
menghadapi masalahnya sesulit apapun. Ambil sebuah contoh penumpang yang dengan
sabar menunggu berjam jam datangnya kereta. Setelah berdesakan menaiki kereta,
ia duduk di sebuah kursi kosong terakhir lalu dengan kesabaran lagi ia bergerak
ke tujuan. Sebelum sampai ke tujuan, ada seorang perempuan tua yang belum
mendapati kursi duduk di karenakan sudah penuh semua. Sang penumpang pun dengan
ikhlas penuh rasa kasihan yang 'manusiawi' memberikan tempat duduknya kepada
perempuan tua tersebut, meski apa yang di jalaninya sejak tadi penuh dengan
perjuangan. Apabila kesabaran juga keikhlasan yang di lakukan sang penumpang
itu tidak dilandasi rasa syukur karena sudah berhasil menaiki kereta lalu
sejenak duduk di dalamnya, maka akan muncul sifat dengki, riya' ataupun
menyesal.
Nah, Kesimpulan
sementaranya adalah orang yang bijak selalu Bersabar pada pemberian dan Ikhlas
dalam melepasnya. Pelajari kembali filosofi tanah yang sabar saat di injak2
namun tetap Iklas memelihara tumbuhan sebagai pakan bagi yang menginjaknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar