terima kasihku..
pada kaki yg tak pernah berhnti melihat, pda tangan yg terus berkata2, pda mata yg merasa, dan pda hati yg selalu mendengar..
pada kaki yg tak pernah berhnti melihat, pda tangan yg terus berkata2, pda mata yg merasa, dan pda hati yg selalu mendengar..
terima kasihku..
pada kebodohan yg mengajariku arti kecerdasan, pada kemalasan yg memaksaku bergerak, pada ketakutan yg mendorongku utk berani, dan pada keputusan asaan yg menolongku dengan keyakinannya..
pada kebodohan yg mengajariku arti kecerdasan, pada kemalasan yg memaksaku bergerak, pada ketakutan yg mendorongku utk berani, dan pada keputusan asaan yg menolongku dengan keyakinannya..
terima kasihku...
pada air mata yg selalu mengalir, pda tawa yg riang, pada pesan yg tak tersampaikan, dan pada pahitnya kepastian..
pada air mata yg selalu mengalir, pda tawa yg riang, pada pesan yg tak tersampaikan, dan pada pahitnya kepastian..
terima kasihku pada kalian semua yg menjadikanku berdiri disini, dengan posisi seperti ini, dan bertahan dengan keyakinan yg sama..
-putramahkota tanpa istana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar