Sabtu, 09 Januari 2016

Langkah Pagi

Pagi tak selamanya putih...
Tak ada warna wari bunga pagi ini.
Hanya kaki dan jejaknya yg mengisi setapak..
Embun menguap bersama polusi, matahari tak lagi mnyapa dlm hngat.. Ia sbuk mnyiapkan diri utk mempresentasikn sbrapa bhayanya ia saat bumi tak di selimuti ozon lagi..
Mesin berotak meghiasi transportasi ibu kota.. Hutan baja, carbon dioksida, dan surga di dlm fatamorgana..
Tuhan tlg palingkan sumpah mereka, yg berkata seakan tak terjadi apa apa..
Semua kapal hanya punya 1 pelabuhan utk di tuju..
Semua hati hanya punya 1 pintu..
Dan semua kesempatan hnya punya 1 pilihan, pergi atau tetap mengisi

Langkah sejenak tertahan jarum detik menyentuh angka 12...
Hidup tak lagi tentang jatuh dan bangun ataukah duka dan air mata...
Jutaan jarum mengikat luka untuk menyembuhkan, bukan untuk menyakiti..
Lalu apakah perbedaan jatuh dan berdiri dimana keduanya hanya butuh cara...
Langkah mulai akan melaju saat jarum detik bertumpuk di angka 3...
Roda selalu berputar, namun diagonalnya selalu statis..
Gerigi kehidupan terus terkayuh melabuh diatas riuh..
Desir ombak nyaman untuk sebaian tapi sebagiannya tidak begitu..
Lalu langkah mulai bergerak saat jarum menindih angka 9...
Fase monarki kian runtuh dari legitimasi birokrasi
Para Atheis yang mengagungkan Tuhan dalam penyangkalannya...
Irama dimainkan oleh orang yang buta nada..
Puisi terhanyut pada tiap rima oleh seorang tunawicara..
Langkah kini terhenti kembali di angka 12..
Kesepian mulai sepi, Intonasi di tinggalkan dan tersisalah dengki
Lelah adalah jawaban meski ia di sebut penghianatan
Sudahlah, semua hanyalah bagian dari rekayasa semesta..
Di mana Iblis tetap mencintai Tuhannya namun dengan cara yang berbeda..
- A. Rohanny

Tidak ada komentar:

Posting Komentar